Word For Life

- Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, sepeda harus terus berjalan. Demikian pula hidup ini.
- Tidak ada hal yang lebih lembut dari kekuatan, dan tidak ada hal yang lebih kuat dari kelembutan.
- Senyuman merupakan hal kecil yang dapat membuat hidup ini menjadi lebih mudah.
- Kesenanagan terbesar dalam hidup ini adalah melakukan hal, dimana orang lain menganggap bahwa kita tidak mampu melakukan hal tersebut.
- Terkadang manusia bisa menjadi air seperti malaikat, tapi manusia juga bisa menjadi api yang membakar semua seperti iblis.
- Setajam-tajamnya pedang pasti ada sisi tumpulnya, seburuk-buruknya seseorang pasti ada sisi baiknya.
- keindahan dalam cinta itu bukan dari pelukannya atau ciumannya tapi dari kesetiaannya.
- Saat dalam cinta tak ada orang yang cerdas.

CERPEN Endun Yuli Prihatin

SAAT SEMUANYA HARUS PERGI 
Pagi yang cerah, hening dan syahdu namun semua itu sirna setelah suara teriakan mama membangunkan dari tidur lelap ku, itu adalah kebiasaan buruk yang tidak mungkin untuk kutinggalkan, aku pun tak tau mengapa tapi tidak mungkin terjadi jika suara mama menghilang tidak ,tidak pernah walau hanya satu kali,mungkin menjegkelkan namun inilah aku,CAMELIA AULIA RIZKY SUBAGYO, aku lahir disebuah keluarga yah, yang terbilang sangat di hormati oleh banyak orang dan bisa di bilang keluarga yang sangat kaya, namun bagiku itu semua tidak membuat ku menjadi sombong. Aku bersekolah di SMA Negeri 5 jakarta sekolah yang sangat favorit yang bisa dibilang hanya orang yang berduit yang bisa masuk disitu dan memang bayarannya yang sangat fantastis, mungkin karena itu sehingga mama tidak ingin aku di DO(Drop Out) karena sudah sangat sering kali mama datang kesekolah menemui kepala sekolah karena aku sering terlambat dan mendapat peringatan bisa dibilang 1 bulan mama datang kesekolah sampai 10 kali bahkan mungkin dalam satu semester mama sering dapat surat peringatan dan bisa tak terhitung lagi jumlahnya, “Auliaaaaaaaaaaaaaaaaa” Teriak mama, terperanjat aku kaget dan sontak aku langsung berdiri dan menarik piama disamping kursi “iya ma, lagi mandi”Jawab ku tergesa-gesa sekitar 10 menit aku sudah berlari turun menuju meja makan, ternyata Bang Andi sudah menugguku dan duduk rapi di meja makan, iya memang aku aku memanggilnya dengan sebutan abang karena aku gak mau dibilang anak COPO karena memanggil kakaknya dengan sebutan kakak-kakak sebutan yang menurut ku sangat menjijikan abangku seorang yang pendiam dan tertutup sangat berbeda 3600 dengan ku yang bisa dibilang super hyperaktif dan banyak ngomong(cerewet) saat semua berkumpul di meja makan papa masih sibuk di ruang kerjanya bersama tumpukkan dokumen-dokumen yang gak jelas menurut aku, “Eitsss, abang kesayangan ku udah siap aja nih?” tanya ku sembari tertawa dan menghempas kan tubuh ku diataskursi lalu meletaakkkan tasku diatas meja, tapi mama langsung menjawab” Iya dong, abang mu ini memang lebih rajin dari pada kamu, sebelum mama mau neriakin abang mu, abang mu udah duduk disini” sambil menarik telinga ku “Aduh ma, g usah dijewer juga kali sakit tau , itu kan udah kebiasaan aku dari orok kali ma, abang abang mulu yang dibelain, anak kesayangan mama nih ?” jawab ku sambil mengerutu pada mama,” ya, gimana enggak mama belain abang kamu, kalu abang kamu dibilangin abang kamu tu nurut tapi kamu dibilangin yang baik malah mulutnya manyun kaya gitu” Jawab mama” tapi ma....” belum selesai aku mau menjawab papa muncul dari ruang kerjanya dan langsung memotong pembicaraan “sudah hentikan jangan birdebat diatas meja makan, Aulia cepat selesaikan makannya dan cepat berangkat, Andi kamu juga” ucap papa sambil meletakkan tas dan duduk disampingku , ya itulah kebiasaan papa jika papa sudah bicara seperti itu maka semuanya, termasuk mama akan langsung terdiam bagaikan sebuah kuburan, sarapan nasi goreng dan segelas susu itulah kebiasaan ku walu pun masih ada roti dan selai menurutku tak ada makanan yang seenak nasi goreng makanan khas Indonesia aku gak mau dibilang sok kebarat-baratan gitu sarapan pake roti aduh ya begitu deh sekitar 5 menit aku selesai menyantap makanan ku dengan lahapnya, “ ma,pa aku berangkat” sahut ku sambil meraih tas ku diatas meja “iya hati-hati sayang” jawab mama dan papa berbarengan, “ Bang duluan” uacapku pada abang kesayangan ku itu “ Iya hati-hati” jawab abang, memang abang ku itu sangat pendiam jadi jika aku hanya berdua dengan abang lebih baik aku masuk ke dalam kamar ku dari pada harus bicara pada batu jika ditanya jawabnya hanya iya atau tidak memang sangat membosankan dia sangat dingin dengan perempuana sehingga tak satu orang pun yang ingin memacarinya kasian banget deh abangku ini , langsung kuberlari menuju garasi untuk mencari mengambil sepeda kesayangan ku namun belum sampai di garasi aku telah berhenti di depan rumah ternyata sepedaku telah dikeluarkan oleh man Tarjo tanpa basa basi langsung ku naikki dan kuayuh dengan kencangnya. Setelah beberapa meter dari rumah kupelankan kayuhan sepeda ku untuk melihat seseoarang yang nampaknya tak pernah aku lihat sebelumnaya, aku pun melihat kedalam mobil itu dan nampaklah seorang ibu yang sepertinya ramah,cantik dan baik dan anak perempuannya yang sangat cuek dengan buku-buku di tangannya , mereka melaju dengan perlahan mereka menggunakan mobil Sedan Hitam keluaran baru “ Hehhhh pasti orang kaya tuh, sampe-sampe udah beli mobil yang katanyan LIMITED EDITION, yang terbatas jumlahnya dan hanya berjumlah terbatas di pasaran” aku bergumam dalam hati mereka menuju kesebelah rumah ku, karena sangat terpukau denagn mobil sedan itu hampir saja aku terperosok kedalam selokkan dengan sigap kualihkan pandanganku dan kembali kuayuh sepeda ku dengan kencang, tak berapa lama yah sekitar 10 menit aku sampai disekolah langsung saja kuparkirkan sepeda ku itu. Aku pun berjalan menuju kelasku yang lumayan jauh dari tempat parkir, sesampainya di kelas langsung aku menghela nafas panjang dan ku hentakkan tubuhku diatas kursi kayu dipojok kelas dan kuraih kipas dibawah laci ku. Banyak mata yang memandangi ku aneh, ya mungkin karena aku seorang perempuan yang mau bersepeda dan berjalan jauh menuju kelas, aku sangat berbeda dengan teman-temanku karena mereka beranggapan teman-teman mereka orang kaya sehingga membuat mereka harus menonjolkan bahwa mereka memang anak orang berada, suara kelas yang ribut dan gaduh sangat membuat aku tersiksa, tiba-tiba dari depan kelas muncul Mila dan Nando yang sedang pamer kemesraan pada kami, tapi tak membuat ku iri sedikit pun, “ hai, semuanya?” sapa Nando dengan gayanya yang sok COOL abis bikin aku mau muntah namun berbeda dengan para siswi perempuan lainnya yang sangat berantusias menjawabnya “ Hai Nando” jawab siswi perempuan hampir serentak, namun pandangan Mila sudah berubah tiba-tiba mereka pun mencari kegiatan masing-masing, ya makulum lah Mila tidak mau Nando direbut oleh cewek manapun. Namun pandangan Nando menuju kearah ku dengan wajah santai aku tetap diam Dan di sapanya aku “ Hai Aulia, gimana mau jalan-jalan ama aku?” Tanya Nando Menggoda “ Apa sih lu, gaya bener sih amit-amit deh pacar gue harus jalan bareng ama elu” celetus Mila, “ eh sory ya, amit-amit deh gue mau jalan ama cowok yang sok keren kaya lu, mendingan lu mati aja, gak penting juga lu ada disini” Jawabku sinis, semua seisi kelas pun terdiam kerena ucapan ku tadi,Nando pergi meninggalkan Mila setelah beberapa lama Nando pergi, seisi kelas kembali menjadi gaduh, dan bel masuk tiba-tiba berbunyi, “Oh tidak aku benci hari Kamis kenapa harus ada hari kamis didunia ini” gumam ku dalam hati, tak berapa lama guru yang paling menyebalkan datang dengan gaya khasnya baju batik dan celana coklat, YUPZ bener banget itu guru Ekonomi satu-satunya yang ada di sekolah dan tentunya guru yang menyebalkan itu selalu punya julukan “BAPAK PALING TAU” itulah julukan kelasku untuk bapak Ekonomi yang sebenernya namanya Pak Gunawan, Pak Gunawan dengan langkah pastinya melangkah dan memasuki kelas X yang bagi guru-guru itu adalah Neraka karena kami sangat ribut dan jika ulangan tiada hari tanpa mencontek eitsssss hampir lupa satu lagi kelas yang paling sering dapat Bimbingan Konseling dari Ibu Mary guru BK sekolah kami yang terkenal sangar abiss tapi bagi kami itu seperti alunan musik yang kami bawa tidur kealam mimpi dan membuat Ibu Mary mati kutu tak berdaya dikelas kami. Pak Gunawan masuk kelas dan menhentakkan meja tanda seluruh siswa harus diam dan kembali ketempat duduk masing-masing, dan gaya menaikkan kumisnya yang telah berwarna putih itu Pak Gunawan membuka buku perlembar dengan sanagat perlahan, bapaknya aja masih membuka buku udah bikin aku mau terbang kealam mimpi,” ku tutup buka ke mukaku dan kusandarkan tubuhku ke dinding , tak begitu lama hanya sekitar 5 menit ada suara yang mengganggu aku pu marah langsung kuhempaskan buku itu dan “ apa sih lu” dengan nada membentak ku tatap wajah yang telah menggangu ketentraman tidur ku yang hanya sekejam itu, saat ku tatap langsung ku bungkam mulutku ku dan tertunduk karena yang telah menggangu itu Pak Gunawan” apa? Masih mau tidur?’ jawab Pak Gunawan mengolok-olok, “ em enggak pak”jawab ku malu-malu “sekarang kamu keluar”Bentak Pak Gunawan “ em kenapa pak?” tanya ku dengan belaga tidak terjadi apa-apa, “ cepat” dengan nada yang semakin membentak pada ku. Kan bener pasti Pak Gunawan tau siapa saja yang tertidur didalam kelas, yoi tentunya tak ada satu pun yang bisa terhindar dari mata bapak PALING TAU. Aku pun keluar kelas dengan sangat malu, karena seisi kelas menatapku dengan tatapan mengngolok-ngolok, seandainya tak ada guru akan ku bentak mereka satu persatu, namun aku tertunduk dan keluar kelas, aku pun pergi ke kantin sekolah, dan dudk dan memesan satu mangkuk Mie Ayam dan segelas Juz Melon, “ Em memang lezat” Gumam ku dalam hati tiba-tiba suara jeritan kesakitan terdengar dari belakang sekolah, semua seisi sekolah mencari sumber suara namun setelah beberapa saat semuanya berteriak histeris,aku pun ikut berlari ke belakang sekolah, setibanya di belakang sekolah aku pun bertanya-tanya apa yang telah terjadi, namun semua mata tertuju padaku aku terus bertanya pada diriku sendiri “ Ada apa sebenarnya” Tanya ku bingung,Mila yang saat itu telah tersengkur dibantu Edo untuk berdiri , Edo orang yang sangat-sangat mengagumi Mila, aku pun berbalik dan ingin menghampiri guru-guru dan ingin bertanya sebenarnya apa yang telah terjadi, tiba-tiba saat aku berbalik ke belakang ada sebuah tangan yang memegang pundakku dan aku berbalik sebuah tangan melayang ke pipi ku, sontak aku terkejut “ Ada apa sih?” jawab ku bingung” Lo? Gue gak nyangka omongan lo, lo buktiin dengan cara seperti ini” Jawab Mila “ Apa sih, lo Mil, gue gak tau apa-apa ngapain lo nyalahin gue kaya gitu?”Tanya bingung” Eh lo jangan pura-pura gak tau gitu deh, Lo sengaja tidur kan supaya disuruh keluar dan ngerencanain semua ini?” Bentak Mila padaku “ ngelakuin apa sih? Lo jangan mancing ke sabaran gue deh” Tegas ku pada Mila,” LO kan yang BUNUH Nando?Lo gak bisa bohong lagi” Bentak Mila sambil menitikkanair mata “eitsss apaan nih lo kok main nuduh gitu aja kalo gue mau bunuh dia gue gak mungkin ngelakuin itu semua disekolah, pikir dong jangan asal ngebacot aja lu” teriak ku, Mila hanya diam dan menitikkan air mata,tiba-tiba”Apa sih lu bilangin Mila kaya gitu, berarti lu bilangin Mila Blo’On” tiba-tiba aj si edo nyeletus gitu aja” eh gue gak ada ngomong kalo Mila Blo’On ya, tapi kalo ngerasa bagus deh and kalo emang bener Mila Blo’On Lu mau marah? gue ngomong kaya gini gak asal ya, lu tanya ama guru-guru disini, dia masuk Cuma gara-gara bokapnya donatur tetap disini” jawab ku makin sinis pada Edo, “ emang lu bener-bener pinter? Emang lu masuk gak lewat bantuan bokap lu?” tanya Edo dengan nada sinis “ terserah lu, tapi gue masuk sini gak pake sogokkan walaupun gue Cuma masuk 20 besar aja” jawab ku dengan nada tinggi “ sudah” teriak Mila. Ibu Mary datang dan langsung menghentikkan perdebatan itu, ‘ Sudah, Aulia ikut ibu kekantor” teriak Ibu Mary padaku. Aku merasa tidak melakukannya sehingga aku mengikuti Ibu Mary menuju kantor dengan santainya, Semua pun terdiam tanpa kata, guru-guru disitu hanya bisa diam,terlintas dipikiran ku bagaimana mungkin Nando seorang cowok COOL dan orang yang lumayan tajir mati dengan cara yang tidak bisa disangka-sangka mati dengan mulut penuh buih dan luka ditangan kirinya yang sangat mengenaskan , rasa tak percaya pun selalu muncul dibenakku. Saat tiba dikantor aku telah dijejali beberapa pertanyaan yang semakin membuatku bingung, “ Aulia jujur sama ibu kenapa kamu membunuh Nando? Apa alasan kamu?” tanya Ibu Mary dengan sangat serius, “ saya gak ada membunuh Nando, saya hanya keluar kelas karena saya tertidur, dan pergi kekantin” jawab ku “ tapi, kata teman-teman kamu tadi pagi ada mengatakan kalau lebih baik nando mati, apa benar?”Tanya Ibu Mary makin tegas “ bener saya ada bilang kaya gitu, tapi bu itu Cuma gurauan, toh memang kalo saya mau membunuh Nando gak mungkin disekolah ibu” Jawab ku, “ Kamu saya hukum membersihkan Toilet” ucap Bu Mary, “ Tapi bu saya tidak bersalah “ Ucapku membela diri, “ sudah tidak ada tapi-tapian, mau membersihkan toilet atau orang tua kamu saya panggil kesekolah, pilihan ada ditangan kamu” Ucap Bu Mary “ ok saya bersihkan toilet aja bu” Ucapku mantab “ ok kerjakan tugas kamu sekarang, kamu boleh pergi” ucap Bu Mary, aku berjalan menuju toilet untuk membersihkannya, namun aku tetap bertanya-tanya,Bagaimana mungkin sekolah favorit dengan keamanan yang ketat bisa terjadi hal seperti ini “ Kenapa ?kenapa? kenapa sekolah favorit bisa, terjadi pembunuhan seperti ini????” hati ku terasa bingung, namun setelah menyelesaikan hukuman itu aku menyaksikan segerombolan polisi datang untuk menyelidiki semua itu,karena hal itu sekolah pun diliburkan, hati ini sesak, namun ku coba tuk lupakan semuanya, namun tetap tak bisa kucoba kukayuh sepeda ku dengan agak perlahan, dan berusaha memikirkan hal lain, namun semua yang terjadi disekolah tadi tak bisa ku hilangkan dari benakku, akhirnya ku putuskan dengan mendatangngi Kepolisian bidang Otopsi, sekitar 30 menit aku sampai dikantor polisi, langsung kutanya dokter otopsi yang menangani otopsi mayat SMA Negeri 5 Jakarta tadi pagi,ternyata dokter yang menangani otopsi tersebut bernama Dokter Hendra, setelah aku mengingat nama tersebut aku baru sadar bahwa beliau adalah relasi bisnis papa , Langsung kutanyakan “ Dok, masih kenal dengan saya?” tanya ku serius “Em, masih kamu Aulia kan, anaknya Pak Subagyo?” tanya dokter hendra ragu-ragu,” iya dok” jawab ku mantab “ ada apa?” tanya dokter Hendra penasaran “ hasil otopsi yang dokter lakukan terhadap siswa yang meniggal tadi pagi yang berasal dari SMA Negeri 5 Jakarta?” tanya ku serius bercampur khawatir “ oh siswa itu dia kecanduan narkoba dia menyayat tanyanya menggunakan silet ditangan kanannya” jelas dokter Hendra” oh begitu,terima kasih dok, saya pulang dulu” ucap ku “ iya salam ya buat papa mama dirumah, ditunggu kunjungannya kerumah” jawab Dokter Hendra,” ok dok” jawab ku dan bergegas aku pergi untuk pulang, bukannya tambah jelas tapi malah membuatku tambah bingung dan pusing, jadi dari pada aku harus pusing memikirkan itu lebih baik aku pulang, setibanya dirumah, kutatap rumah kanan dan kiriku itu ternyata ada seorang penghuni baru yang sosoknya sangat dingin menyapa pun tak ada, apa lagi melihat ku mungkin menurut tetangga baru itu tidak penting kenal dengan tetangganya mungkin pikira nya itu gak penting, sesampainya dirumah aku bertanya pada mama” siapa tu ma, tetangga baru ya?” tanya ku pada mama” oh iya, ngomong-ngomong kamu kok pulang cepat?” tanya mama kawatir” oh tadi emang disuruh pulang cepat, soalnya tadi ada masalah di sekolah” jawab ku tenang “ Masalah apa sayang?” tanya mama semakin cemas “ itu Nando anaknya teman bisnis papa meniggal katanya dia kecanduan narkoba” jawab ku sinis “aduh lega deh mama, kira masalahnya berhubungan dengan anak mama yang selalu bikin masalah,kasian ya mamanya Nando, ya udah sana siap-siap entar malam keluarga kita diundang ke tetangga sebelah untuk makan malam sekalian mau kenal lebih dekat dengan kita “ujar mama “ males ah aku banyak kerjaan” ucapku singkat “ Sayang” bentak mama “ Ehmmm iya dech” jawabku dengan males dan langsung bergegas pergi kekamar, aku mencari baju yang paling simpel celana pendek baju kaos MU(Manchester United) ya maklum lah aku sedikit suka sama bola, aku penggemarnya MU berat, jadi gak mungkin ketinggalan berita tentang bola, setelah aku siap langsung aku turun keruang tengah, dengan gaya khas mama celana panjang hitam baju batik dan rambut yang disanggul ,abang kesayanganku itu memang selalu rapi, dan papa yang selalu saja rapi dengan bajunya, hanya aku yang terliaht biasa saja, kami berjalan menuju rumah tersebut dengan senda gurau dengan kakak ku iya kami berjalan menuju, rumah yang berada disebelah kanan rumah ku, kami masuk dan disambut dengan sambutan yang cukup ramah membuat perasaan ku membaik dan mulai menghilangkan rasa kesal karena mereka tadi siang agak sombong dengan ku, ternyata nama nya Om Rizal dan tante Mona, mereka punya anak tunggal cowok dan lumaya cakep sih namanya Reza, em aku cukup menikmati makan malam itu namun aku harus pulang duluan karena aku besok disibukan dengan banyak tugas, “ tante, om , Reza saya minta maaf harus pulang duluan karena besok disekolah masih banyak tugas yang harus saya selesaikan” Ucapku “ Iya, Reza anterin Aulia pulang sayang” Ujar Tante pada Reza “Iya ma” Jawab Reza “hati-hati sayang” tambah tante Mona pada Reza, aku pun melangkah pulang dengan diantar Reza, saat dijalan aku ingin bertanya namun Reza mendahuluiku “ Em Aulia kamu sekolah ?” tanya Reza “ Oh aku sekolah di SMA Negeri 5 Jakarta, emangnya kamu sekolah dimana?”jawab ku” kok sama” jawab Reza sumringah” em” jawab ku singkat “ besok bareng ya nanti aku jemput” tanya Reza” em maaf bukannya aku enggak mau tapi aku naik sepeda lain kali aja” jawab ku menyesal, “ oh ya udah g papa” jawab Reza sedih, “ eh udah sampe mau mampir?” tanyaku pada Reza, “ emm sebenarnya mau tapi kalo mampir entar malah mama papa aku nyariin lagi” jawab Reza, “ Ya udah hati-hati dijalan” Jawab ku “ iya, bye” jawab Reza “ bye” jawabku, sewaktu aku ingin menutup pintu rumah ternyata ada yang menahan dari depan , terperanjat aku kaget saat ku lihat siapa yang ada di depan rumah, ternyata dia anak yang kulihat tadi pagi bersama ibunya saat aku berangkat sekolah, “ em maaf ada apa ya?” tanya ku bingung” ini” sambil menyodorkan sebuah kotak “ apa ini?”tanya ku semakinbingung “ itu dari ibuku, sebagai salam kenal” ucapnya singkat “ oh makasih” jawabku sambil tersenyum “ iya, sama-sama aku pulang dulu” jawabnya singkat “iya hati-hati” jawab singkat, sangat berbeda dengan keluarga om Rizal yang ramah dan santun ini sangat terbalik 3600 sikapnya yang dingin dan tertutup membuat ku semakin takut dan bulu kuduk ku pun berdiri karena sangat takut langsung kututup pintu rumah dan langsung kupanggil Bi Ijah, “ Bi” teriak ku “ Iya Non” jawab Bi Ijah “ ini Bi tolong ya diganti tempetnya dari tetangga baru “ Jawabku sambil meninggalkan Bi Ijah Keesokan harinya, sebelum mama berteriak aku sudah turun dengan pakain yang cantik, mama sangat kaget saat melihat aku turun kerena aku tidak pernah begini, ini semua karena aku semalaman tidak tidur karena aku sangat sibuk mengerjakan tugas yang menumpuk bagaikan gunung “eh sayang udah bangun tumben ada angin apa?”tanya mama bingung” em g papa Cuma mau bangun pagi aj” jawab ku pada mama “ oh gitu dong sayang kan jadinya mama ga usah teriak teriak bangunin kamu” jawab mama “ iy ma” jawab ku singkat , aku memakan sarapan ku dengan cepat dan langsung berangkat kesekolah” sambil kuayuh sepeda ku dengan cepat, sampai disekolah ku raih kursi ku, kuambil sebuah buku tipis lalu kukipaskan anginya menerpa semua keringat yang bercucuran sekitar 10 menit kelas menjadi gaduh tentang berita Nando, teman-teman membicarakan bahwa Nando tidak dibunuh namun dia pecandu Narkoba, sehingga aku menjadi yakin bahwa, tidak ada pembunuh namun yang memulai semua itu adalah Edo “ eh elu-elu semua dengerin ya Nando mati bukan karena dibunuh tapi pecandu narkoba” Jelas Edo. Sontak aku langsung ikut dalam pembicaraan “ sok tau lu emang kata siapa lu?” tanya ku sinis, “kata bokap gue,Dokter Hendra” Jawabnya menyombongkan diri, aku pun semakin bingung, aku belum pernah mengetahui kalau Dokter Hendra punya anak yang super duper sombong perdebetan itu terhenti setelah, Bel masuk pun tidak lama berbunyi Ibu Meiska datang dengan diiukuti 2 siswa baru ternyata mereka berdua tetangga baru ku” selamat pagi anak-anak” Ucap Bu Meiska “ pagi Bu” Jawab Murid-murid “ kita kedatangan teman baru, nak silahkan perkenalkan diri kalian” perintah Ibu Meiska “ Halo nama saya Reza Hermawan, panggil saja reza saya pindahan dari Surabaya, salam kenal” dengan Nada yang sangat bersemangat “ dan kamu sayang” ucap Ibu Meiska “ Kenalin nama saya Putri Maharani, pindahan dari Makassar, panggil aja Putri” Ucap Putri dengan sangat dingin, “ ok, Putri duduk disebelah Mila, dan Reza duduk disebelah Aulia” ucap Bu Meiska, dengan wajah sumringah Reza langsung duduk disebelah ku tapi, tidak dengan Putri, Putri dengan wajah dan tatapan sinis melirik Mila yang sedang GALAU ,” anak buka buku catatannya kita lanjutkan pelajaran”Ucap Bu Meiska “ Baik Bu” Ucap kami, tak ada hal yang menyenangkan saat pelajaran Ibu Meiska yang menurut sebagian dari kelas tertidur, tak terasa, bel istirahat mengakhiri jam pelajaran ibu meiska yang sangat membosankan dan yang telah membuat aku tertidur, setelah bel bunyi seluruh siswa berhamburan keluar kelas, namun tidak untuk putri dia hanya menulis sesuatu dibuku tipis yang hampir sama seperti yang aku miliki, aku ingin menyapannya namun saat ingin ku tepuk bahunya dilangsung bergegas pergi, mungkin pikirku dia pergi ke toilet, kuikuti dia sampai ditoilet ternyata dia tidak berbelok, dia malah terus ke perpustakaan” Bu maaf saya murid baru disini saya mau mendaftar jadi anggota baru perpustakaan” tanya Putri, “ iya boleh, besok ya ibu masih sibuk mendaftar siswa-siswa yang berkunjung” jawab penjaga perpus, Putri pergi menuju toilet dengan mambawa bungkusan dibungkus plastik hitam pekat tak lama dia masuk, Mila masuk dan beberapa menit kemudian terdengar suara jeritan dari toilet, ternyata itu Mila , sedang meratapi mukanya yang cantik itu, melepuh, semua mata tertuju padanya , sangat histeris, , aku mulai berfikir semua ini ulah Putri, Tapi aku tidak semudah itu membuat kesimpulan Putri dijemput oleh mamanya, mamanya bernama Tante Intan,sifat Putri dan Tante Intan sangat berubah putri yang dingin dan tertutup dengan mamanya yang baik dan supel. Aku pulang dan meletakkan sepeda ku begitu saja, Aku pulang dengan sangat lunglai mungkin pengaruh aku tidak tidur, setibanya dirumah kulihat darah berceceran dilantai, ternyata kutemukan Bi Ijah sedang tergolek lemah dengan luka sayatan dileher dan tangan, segera saja kuberteriak histeris kucoba untuk menelpon kantor polisi “ arghh......... tolong-tolong,,,, halo kantor polisi di Jl. Mawar no. 3 telah terjadi pembunuhan tolong, cepat kemari,” ucap ku gugup dan gemetar, polisi dtang dan langsung mengintogerasi aku, aku ceritakan semuanya, saat itu aku memang sangat shock, aku coba cerita pada papa dan mama respon seperti biasa hanya bersikap dingin keesokan harinya kucoba menenangkan pikiran ku dengan mengikuti saran Reza untuk jalan-jalan ke Puncak, aku sangat menikmati perjalanan dengan Reza, aku jalan-jalan bersama Reza dikebun teh, saat kami jalan-jalan, aku merasa ada yang mengikuti kami dari belakang namun saat kulihat sunyi tak ada orang satu pun, aku berpikir mungkin itu hanya hayalan dan terlalu sering berhalusinasi, saat ditengah jalan aku akan ditabrak oleh mobil JEEP hitam namun Reza mendorong ku, aku selamat berkat Reza, namun Reza tergolek penuh darah mengucur kurangkup Reza dan berkata, “ PLEASE, tolong jangan tinggalin aku, aku sayang sama kamu” ucapku sambil menagis,,,,,,, Aku melihat Edo disitu kutahan dia, dan kuintograsi ternyata dia berencana menabrak, aku namun, Reza menyelamatkan ku, semua terbuka disitu ternyata dia yang membunuh Nando karena dia cemburu melihat Mila pacaran dengan Nando, saat itu ternyata Dokter Hendra itu bersekongkol dengan Edo, ternyata Edo yang mencekoki Nando dengan obat nyamuk, dan menyayat tangan Nando dengan silet dan diletakkan ditangannya, muka Mila ternyata juga Edo yang melakukannya, karena Mila menolak cintanya, ternyata putri sedang mengganti pembalut dan Edo menumpahkan zat kimia itu melalu fentilasi,aku merasa lebih lega dan pulang kerumah. Karena semua itu bukan perbuatan Putri. Saat tiba dirumah aku pun semakin Frustasi karena Ayah dan Ibu Reza meninggal karena pembantaaian, Putri ada disana beserta mamanya,Tante Intan berusaha menenangkan ku agar aku tidak terlalu GALAU, saat mama dan papa, akan menuju kesini ternyata mama dan papa kecelakaan mobil yang ditumpangi mama dan papa dari bandara ternyata remnya blong,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Aku terperanjat kaget dan sangat shock berat,,,, Tante Kiran datang dari Bandung untuk menjenguk aku karena dapat kabar, mama dan papa kecelakaan , dari abang,,,,,, Tante Kiran terperanjat kaget saat melihat Tante Intan, “Intan ?” Ujar tante Kiran,” Iya masih ingat sama aku. Aku wanita yang dicampakkan kakak mu dan ini anak haram itu sambil menunjuk ketempat ku” jawab Tante Intan kasar,,,,,”Apa? Aku bukan anak haram” bantah ku” Kamu tau abang mu itu anak bawaan mama mu dari suaminya yang mati dibunuh papa mu, aku adalah pacar papa mu yang dicampakkan karena papa mu jatuh cinta pada mama mu aku datang ingin balas dendam karena kalian membuat aku dan anak ku menderita” jawab Tante Intan” Jadi, kamu yang membunuh kakakku?” Ucapa Tante Intan yang terperanjat kaget “Bi Ijah,Muka Mila,Reza,Om Rizal,Tante Mona,Papa dan mama, jadi itu semua perbuatan Tante Intan tidak kusangka semua ini”Ucapku kaget dan langsung memeluk Tante Kiran, tiba-tiba abang munncul dengan pisaunya, dan ingin menusuk Tannte Intan tapi Putri menghalanginya dan Putri Mati tertusuk pisau itu Abang dilempar Vas bunga oleh Tante Intan, Namun tante Kiran berusaha membunuh Tante Intan aku menyelamtkannya karena aku berfikir, aku bisa membalas semua dosa mama dan papa, selama ini. Baru kusadari kenapa papa bersikap dingin pada aku dan mama setiap kali berbicara, tentang Tante Intan. Tapi baru kusafari waktu akan berharga saat semuanya telah meninggalkan kita, Tante kiran lumpuh, dan Tante Intan Dipenjara seumur hidup dan aku masih tergolek koma di Ruang UGD setelah beberapa menit suster meninggalkan kamar ku, aku terasa sesak saat bernafas sangat susah, 10 detik Dokter Hendra menyelamatkan ku namun semuanya sia-sia, aku telah tiada untuk selama-lamanya.................................. 
~THE END~

1 komentar: