Word For Life

- Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, sepeda harus terus berjalan. Demikian pula hidup ini.
- Tidak ada hal yang lebih lembut dari kekuatan, dan tidak ada hal yang lebih kuat dari kelembutan.
- Senyuman merupakan hal kecil yang dapat membuat hidup ini menjadi lebih mudah.
- Kesenanagan terbesar dalam hidup ini adalah melakukan hal, dimana orang lain menganggap bahwa kita tidak mampu melakukan hal tersebut.
- Terkadang manusia bisa menjadi air seperti malaikat, tapi manusia juga bisa menjadi api yang membakar semua seperti iblis.
- Setajam-tajamnya pedang pasti ada sisi tumpulnya, seburuk-buruknya seseorang pasti ada sisi baiknya.
- keindahan dalam cinta itu bukan dari pelukannya atau ciumannya tapi dari kesetiaannya.
- Saat dalam cinta tak ada orang yang cerdas.

CERPEN Ahmad Aulia Ananda

Awalnya Suuzhan Akhirnya Sahabatan
Satu siang yang sangat panas di pesantren As-Salam “Ben, itu bukannya Fathi Alee?” tanya Malik “Mana? Fathi Alee pendiri organisasi pecinta damai Nomorewar?” jawab Ben “Iya mau ada acara apa yaa?” tanya Malik Mereka berdua mendengarkan pembicaraan antara Fathi Alee dengan Ustadz Oleh. “ Dengan begitu, kedua belah pihak tahu, bahwa prasangka-prasangka mereka selama ini tidak benar” Kata Fathi Alee “Tapi nanti apa kata penduduk sekitar.. kalau mereka tau ada orang non-muslim masuk ke pesantren.. sudah jelas, islam itu berbeda dengan agama lain”sahut Ustadz Oleh Brain International School Jakarta Selatan. “Sudah dengar kabar dari Mr.Joe belum?” “Tentang kunjungan ke pesantren itu ya?” Iya… ”Tapi kepala sekolah masih belum Acc. Kok. Karena banyak orang tua yang tidak setuju” “Bukan hanya orang tua. Hampir semua siswa tidak setuju. Kalian tau kan pesantren?” “Setahuku pesantren itu tempat orang-orang islam belajar agama. My mom bilang, pesantren adalah area berbahaya bagi warga yang bukan islam.” “Aku teringat dengan sepupuku yang luka berat karena peristiwa bom Bali. Sejak itu dia jadi Anti-Islam” “Lagipula, kalau kunjungan ini jadi, bagaimana masalah komunikasi? Apa anak-anak pesantren itu bisa bahasa Inggris?” “Iya juga, aku tidak yakin…. Semua murid BIS membicarakan tentang kunjungannya ke pesantren As-Salam. Di Pondok Pesanter As-Salam “Berdoa aja semoga pihak pesantren segera memberikan keputusan ya, Lee” kata Ustadz Oleh. “Aaminn.. besok saya tunggu kepastiannya” jawab Fathi Alee. Di Kelas Pesantren. “Acara Breaking Down The Walls ini masih dalam pembicaraan. Kalo nanti pihak pesantren setuju persiapkan saja bahasa Inggris kalian, kemungkinan peserta yang datang tidak semuanya bisa berbahasa Indonesia.” Ucap Ustadz Oleh. “Tapi pak bukankah haram hukumnya menjadikan non-muslim teman?”Tanya Malik “Kata siapa? di Madinah, Rasulullah hidup berdampingan dengan orang yahudi dan nasrani. Semua umat non-muslim tidak mengganggu agama kita, maka kita wajib merbuat baik pada mereka” jawab Ustadz Oleh. “Sudah shubuh Rifqy, Shubuh, bangun bangun!! ucap Ustadz Oleh dengan gerang. Astaghfirullah!!!, anak macam apa yang berani ganggu gue hah?? Jawab Rifqy terkejut. “Anak macam saya. Kenapa?” Jawab Ustadz Oleh. “Eh? Ustadz Oleh…, saya kira siapa” sahut Rifqy dengan malu. “Cuci muka sana supaya tidak ngantuk di kelas” kata Ustadz Oleh. Di Ruangan Kyai. “Jadi keputusannya bagaimana kyai?” Tanya Lee ‘Keputusannya tidak!” jawab Kyai Semua yang berada di dalam ruangan terkejut. Terus kyai menyambung pembicaraannya “ tidak munkin kutolak, maksudnya” Acara Breaking Down The Walls pun tiba. “What’s wrong guys?” Tanya Grace “Eh? No no, Nothing I just looking for my friends” Jawab Ben “Lik liat si Ben. Kelimpungan dia ngga ada kita. Ngga kebayang, gimana nasib Raspa. nilai bahasa Inggrisnya kan buruk banget” kata Domi “What’s your name?tanya Dave kepada Raspa. “Emmm, Mi Nem is Raspa” jawabnya. Dave pun tertawa karena jawaban Raspa yang salah. Di Asrama Domi… “Lik, bule kan kalo cebok cuman pake tissue…. Nggak pakai sabun… Jorseu yah, Jorok Seukali..” kata Domi. “haha itu mungkin hanya masalah tradisi aja Dom” jawab Malik. Malam hari di acara Musicpeace. Dave menyanyikan lagu Rock n Roll dengan piawainya… Setelah itu giliran Band The Gempur dari pesantren yang beranggotakan Malik, Ben, Raspa, Dan Domi. “Mereka menampilkan penampilan yang spectacular”, sahut murid BIS Semenjak itu hubungan santri putra dengan siswa BIS semakin membaik. Sementara itu di Asrama putri. “Ampar-ampar pisang, pisangku belum matang. Ayoo ikutin Gaby.” Kata Nia Gaby pun belajar mengucapkannya, “Amper Amper Pizeng, pizengku belum masang”. Dan pada saat yang sama juga hubungan santri putri dengan siswi BIS semakin membaik. Hari perpisahan pun tiba. “This is our number, we will call you all, call us back Ok.” Kata Gaby. Semua siswa-siswi pun menaiki mobil dan untuk yang terakhir kalinya Raspa mengucapkan kata untuk mereka. Raspa mengatakan “ Be Kareful yahh” Hari itu menjadi hari terbaik Karena dinding pemisah antara BIS dan As-Salam Sudah benar-benar hancur…… The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar